
MITOSBOLA – Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat menjadi panggung yang tak biasa. Di balik gegap gempita bakat-bakat muda, turnamen ini juga menampilkan wajah-wajah ikonik yang tak lekang oleh waktu. Mereka adalah legenda yang kembali tampil untuk satu babak terakhir.
Digelar sejak 14 Juni hingga 13 Juli 2025, turnamen ini memakai format baru dengan 32 tim dari berbagai benua. Gebrakan global ini tak hanya menyajikan kualitas, tapi juga rasa haru. Sebab, banyak veteran dunia sepak bola tampil seperti memberi salam perpisahan di level tertinggi.
Para pemain ini datang dengan reputasi dan nama besar yang seolah tak pernah pudar. Usia boleh menua, tapi semangat dan kharisma mereka tetap jadi magnet di tengah padatnya kompetisi.
Inter Miami: Nostalgia Camp Nou di Negeri Paman Sam
Jika bicara tim dengan koleksi legenda terbanyak, Inter Miami jelas layak jadi yang pertama. Perwakilan tuan rumah ini ditunjuk FIFA, mengalahkan kandidat lain seperti Columbus Crew. Mereka membawa empat eks ikon Barcelona dalam satu tim: Lionel Messi, Luis Suarez, Sergio Busquets, dan Jordi Alba.
Empat nama itu sudah melewati usia 35 tahun, tapi masih aktif menjadi starter dan motor permainan. Messi, sang megabintang, jadi pusat perhatian sejak hari pertama. Sejak bergabung, ia mencatatkan 73 kontribusi gol dalam 59 pertandingan di Major League Soccer (MLS), sebuah catatan luar biasa.
Luis Suarez tak mau kalah. Striker Uruguay itu telah mencetak 29 gol sejak 2024 dan tetap haus gol. Bersama Busquets dan Alba, mereka menghidupkan kembali atmosfer Camp Nou, kali ini di tanah Amerika, dan menyatukan generasi baru dengan memori lama.
Amerika Latin dan LA: Tua, tapi Tajam
Legenda tak hanya datang dari Inter Miami. Edinson Cavani, 38 tahun, tetap jadi mesin gol Boca Juniors dengan torehan 20 gol musim lalu. Ketajamannya belum pudar, bahkan di tengah gempuran pemain muda dari Amerika Selatan.
Di sisi barat, Olivier Giroud juga masih menunjukkan ambisi besar bersama Los Angeles FC. Striker Prancis itu menghadapi Chelsea, mantan klubnya, di fase grup. Itu reuni emosional yang tak hanya sarat taktik, tapi juga sejarah.
Sergio Ramos jadi cerita tersendiri dari Meksiko. Kini membela Monterrey, bek berusia 39 tahun itu sudah mencetak empat gol dan satu kartu merah dalam sembilan laga awal—rekor kartu merahnya kini menyentuh angka 30 sepanjang karier.
Menutup Lembaran Panjang
Di Brasil, Thiago Silva pulang kampung untuk memimpin Fluminense. Bek berusia 40 tahun ini menunjukkan kelasnya sejak kembali dari Chelsea pada 2024. Meski sudah veteran, ia tetap kokoh sebagai jangkar di lini belakang.
Sementara itu, Luka Modric bersiap menjalani laga terakhirnya bersama Real Madrid. Gelandang 39 tahun itu sudah mengoleksi lima gelar Piala Dunia Antarklub dan ingin menutupnya dengan gelar keenam sebelum hengkang.
Thomas Muller juga akan pamit. Sang legenda Bayern Munchen akan mengakhiri kebersamaan selama 25 tahun usai turnamen ini, sebuah akhir era yang akan meninggalkan ruang kosong di Allianz Arena.
Legenda dalam Bayang-bayang
Lucas Vazquez mungkin tak sepopuler Modric atau Muller, tapi jasanya besar bagi Real Madrid. Musim lalu, ia tampil dalam 51 laga dan jadi andalan ketika Dani Carvajal cedera panjang. Ia jadi contoh veteran yang bekerja dalam diam.
Angel Di Maria juga akan mengakhiri petualangan Eropanya bersama Benfica. Setelah turnamen ini, winger Argentina tahun itu akan kembali ke Rosario Central, klub masa kecilnya, sebuah penutupan lingkaran karier yang sempurna.
Sergio Busquets, rekan Messi di Inter Miami, juga bersiap menepi. Gelandang berusia 36 tahun itu belum memperpanjang kontraknya dan besar kemungkinan akan gantung sepatu usai musim ini.
Momen Terakhir di Panggung Global
Piala Dunia Antarklub 2025 bukan sekadar turnamen, tapi juga semacam festival perpisahan. Nama-nama besar seperti Messi, Ramos, Di Maria, dan Modric tampil satu demi satu untuk terakhir kalinya di panggung dunia. Ini bukan sekadar nostalgia, tapi juga penghormatan.
Mereka telah mengangkat trofi, menciptakan sejarah, dan jadi idola lintas generasi. Kini, di tengah sorak-sorai Amerika, mereka tampil bukan untuk membuktikan diri—tapi untuk memberi salam perpisahan yang layak.
Bisa jadi, tak semua akan menutup turnamen ini dengan gelar. Namun, bagi para penonton, menyaksikan mereka sekali lagi, meski rambut mulai memutih dan kecepatan tak secepat dulu, adalah momen berharga yang sulit terulang kembali.
Jadwal Bola: https://mitosbetbola.com